Menyambut tahun baru Imlek 2565 yang jatuh pada tanggal 31 Januari 2014 menurut kalender Masehi, beberapa klenteng di Glodok tampak melakukan renovasi. Ide untuk beranjangsana ke sekitar Glodok bermula pada sebuah wacana tentang sebuah gereja yang menempati bangunan klenteng di daerah Glodok. Perjalanan hari ini tidak berakhir dengan mengeksplorasi keberadaan gereja tersebut, melainkan melihat-lihat beberapa klenteng di Glodok yang pada akhir tahun Cina ini melakukan renovasi untuk menyambut hari besar.
Kompleks Wihara Dharma Bhakti
Wihara yang tampak megah ini terletak di pasar tradisional Glodok di Jalan Kemenangan. Ketika masuk kompleks wihara ini, tampak ada tiga buah klenteng. Ironisnya, di sekitar pelataran klenteng tampak banyak sekali orang yang minta-minta. Mungkin mereka mengharapkan uluran tangan dari saudagar-saudagar yang baik hati. (Bukan mungkin lagi, tapi pasti!) Benar sekali, memberi adalah salah satu bentuk belas kasihan terhadap sesama. Tahun baru Imlek ini menjadi salah satu momen untuk saling berbagi kasih kepada sesama, walaupun tidak harus mereka yang berasal dari etnis Tionghoa.
Karena ketiga klenteng di kompleks tersebut tengah direnovasi, saya pun enggan untuk masuk supaya tidak mengganggu aktivitas renovasi. Beberapa orang tampak bersembahyang di klenteng, semoga kehadiran saya di sana tidak mengganggu kekhusyukan mereka.
Setelah melihat-lihat kompleks wihara, saya pun berkeliling menjelajahi Jalan Kemenangan. Tidak jauh dari kompleks wihara tersebut, saya menemukan sebuah wihara kecil di sisi gang. Altar kecil tersebut tampak bersih dan terawat.
Demikianlah hasil jalan-jalan saya di daerah Glodok ini. Kalau dicari-cari, sebenarnya masih banyak tempat-tempat menarik lainnya di sekitar sini. Akan tetapi waktu saya terbatas, mungkin lain waktu saya akan kembali blusukan di daerah ini.
Karena ketiga klenteng di kompleks tersebut tengah direnovasi, saya pun enggan untuk masuk supaya tidak mengganggu aktivitas renovasi. Beberapa orang tampak bersembahyang di klenteng, semoga kehadiran saya di sana tidak mengganggu kekhusyukan mereka.
Setelah melihat-lihat kompleks wihara, saya pun berkeliling menjelajahi Jalan Kemenangan. Tidak jauh dari kompleks wihara tersebut, saya menemukan sebuah wihara kecil di sisi gang. Altar kecil tersebut tampak bersih dan terawat.
Klenteng Fat Cu Kung Bio
Setelah mengambil beberapa gambar di altar tersebut, saya melanjutkan perjalanan menuju ke klenteng Fat Cu Kung Bio yang terletak beberapa blok saja. Di Fat Cu Kung Bio, ada arca Buddha berwajah empat (Se Mien Fo) dan juga patung Dewi Kwan Im di atas bangunan tempat ibadahnya.Wihara Dharma Jaya Toasebio
Tidak jauh dari Fat Cu Kung Bio, masih ada satu klenteng lagi yang bernama Toasebio. Dari Fat Cu Kung Bio, kita akan melewati sekolah Ricci dan juga Gereja St. Maria de Fatima (yang menggunakan bangunan klenteng).Demikianlah hasil jalan-jalan saya di daerah Glodok ini. Kalau dicari-cari, sebenarnya masih banyak tempat-tempat menarik lainnya di sekitar sini. Akan tetapi waktu saya terbatas, mungkin lain waktu saya akan kembali blusukan di daerah ini.
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita