Di balik tanah inilah, terbenam susunan batu yang tak ternilai. Sesuai dengan namanya -Tondowongso-, adalah suatu tempat yang menjadi tanda (tondo) berdirinya suatu bangsa (wongso). Secara administratif, kompleks candi ini terletak di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Tondowongso menjadi artikel pertama, mengawali petualangan saya di Jawa Timur (akhirnya saya blusukan di Jawa Timur juga). Tulisan "Courtesy" di atas tentu menyebabkan pembaca bertanya-tanya: saya jalan-jalan ke situs Tondowongso, tapi kok nggak punya foto? Pertanyaan tersebut akan terjawab ketika para pembaca melihat foto di bawah ini:
Inilah yang saya temukan di kompleks situs candi ini. Lubang-lubang hasil ekskavasi tertutup oleh genangan air. Batuan candi hampir tidak tampak karena tertutup semak-semak dan terendam air. Ekskavasi candi ini dilakukan tiap tahun. Akan tetapi, hingga tahun 2013, proyek ekskavasi tidak berjalan dengan lancar.
Keunikan dari kompleks candi ini adalah, arah menghadap candi utamanya tidak berhadapan dengan ketiga perwaranya. Pondasinya candi utama sedikit serong. Beberapa tembok memang ditemukan di sekitar kompleks ini dan diduga masih lebih luas lagi. Berikut ini adalah foto-foto hasil jepretan orang yang sama dengan foto yang paling atas ketika proyek ekskavasi candi di tahun 2012.
Tidak jauh dari kompleks candi ini, terdapat lubang galian yang menunjukkan puncak gapura yang diduga menjadi gapura kompleks Candi Tondowongso. Hingga kini, batu bata merah penyusun gapura ini dipelihara oleh Pak Ponijan.
Dari hasil temuan arca dan corak relief batuannya, diduga kompleks candi ini merupakan peninggalan era Kerajaan Kediri, yaitu sekitar abad ke-11. Mudah-mudahan, dalam kurun waktu satu dekade yang akan datang, kita bisa menikmati keindahan kompleks candi yang masih menyembunyikan pesonanya ini.
Inilah yang saya temukan di kompleks situs candi ini. Lubang-lubang hasil ekskavasi tertutup oleh genangan air. Batuan candi hampir tidak tampak karena tertutup semak-semak dan terendam air. Ekskavasi candi ini dilakukan tiap tahun. Akan tetapi, hingga tahun 2013, proyek ekskavasi tidak berjalan dengan lancar.
Keunikan dari kompleks candi ini adalah, arah menghadap candi utamanya tidak berhadapan dengan ketiga perwaranya. Pondasinya candi utama sedikit serong. Beberapa tembok memang ditemukan di sekitar kompleks ini dan diduga masih lebih luas lagi. Berikut ini adalah foto-foto hasil jepretan orang yang sama dengan foto yang paling atas ketika proyek ekskavasi candi di tahun 2012.
Tidak jauh dari kompleks candi ini, terdapat lubang galian yang menunjukkan puncak gapura yang diduga menjadi gapura kompleks Candi Tondowongso. Hingga kini, batu bata merah penyusun gapura ini dipelihara oleh Pak Ponijan.
Dari hasil temuan arca dan corak relief batuannya, diduga kompleks candi ini merupakan peninggalan era Kerajaan Kediri, yaitu sekitar abad ke-11. Mudah-mudahan, dalam kurun waktu satu dekade yang akan datang, kita bisa menikmati keindahan kompleks candi yang masih menyembunyikan pesonanya ini.
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita