Matahari sudah mulai membenamkan wajahnya di ufuk barat sore itu. Perjalanan hari pertama di Kediri telah mencapai pada pamungkasnya. Sebagai tujuan akhir, saya berhenti sejenak di Candi Tegowangi, sebuah candi fotogenik yang terletak di
Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Kondisi candi ini tidak berbeda jauh dengan
Candi Surowono, menyisakan bagian pondasi candi saja. Jika dilihat lebih jelas, apabila kita melihat ke arah tangga candi, maka bagian kanan dari candi ini belum terukir dengan sempurna. Ada kemungkinan candi ini belum selesai dibuat. Di pusat candi, terdapat yoni dengan hiasan naga di bawah ceratnya.
|
Yoni di pusat candi. |
Relief yang mengelilingi candi ini bercerita tentang kisah Sudamala, yaitu kisah penyucian Dewi Durga dalam bentuk jahat menjadi Dewi Uma oleh Sadewa. Menurut Kitab Pararaton, candi ini merupakan tempat pendarmaan Bhre Matahun, kerabat Kerajaan Majapahit yang wafat sekitar tahun 1388 M.
|
Salah satu relief di dinding candi, mirip kisah Nabi Abraham mempersembahkan anaknya. |
|
Eits, ada yang ngintip. |
|
Relief yang belum jadi. |
|
Salah satu arca cantik yang diletakkan di pelataran candi. |
Matahari semakin menyembunyikan parasnya di sudut barat, itu artinya saya harus segera beranjak dari candi ini. Ah, rasanya saya belum puas menikmati angin sore yang tenang di Candi Tegowangi. Mungkin waktu akan membawa saya ke sana lagi. Saya pun berangkat pulang menuju ke pusat kota Kediri.
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita