Situs-situs di Rawa Pening


Siapa yang belum kenal Rawa Pening, sebuah rawa yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa yang disertai legenda Baru Klinthing. Memang betul, keberadaan Rawa Pening tidak luput dari mistisme dan pengalaman gaib yang pernah disaksikan oleh beberapa orang. Namun, siapa yang menyangka bahwa di sekitar Rawa Pening ini terdapat peninggalan-peninggalan bercorak Hindu yang bahkan belum diketahui khalayak luas?

Rawa Pening: Mengingat Masa-masa Live-in

Sewaktu saya masih duduk di bangku SMA, saya pernah menjalani program live-in: tinggal bersama di rumah warga selama kurang lebih seminggu. Warga di sekitar Rawa Pening memanfaatkan rawa ini untuk perikanan. Banyak keramba-keramba yang dibangun untuk budidaya ikan air tawar. Setiap hari, saya dan teman saya pergi ke keramba milik bapak yang saya tumpangi. Kami memberi makan dan melakukan pengawasan terhadap ikan-ikan di keramba bapak.

Banyak cerita yang saya tangkap di Rawa Pening, termasuk misteri hajatan di malam hari. Beberapa nelayan yang sedang menjaring ikan dibingungkan dengan suara gamelan seperti acara pernikahan ala Jawa. Ada yang mengira bahwa suara itu berasal dari utara, selatan, barat atau pun timur. Namun ketika dikelilingi, tidak ada yang mengadakan acara hajatan.

Nah, itu dia mistisme Rawa Pening yang pernah saya dengar ketika saya live-in. Kini tiba saatnya saya blusukan lagi di daerah Rawa Pening untuk memotret sebagian peninggalan Hindu yang masih ada hingga sekarang.

Candi Dukuh

Restorasi Candi Dukuh.
Candi Dukuh juga dikenal sebagai Candi Brawijaya. Ada yang menyebutkan bahwa candi ini merupakan tempat dimuliakannya Raja Brawijaya terakhir, raja Majapahit yang berada dalam pelarian dari Jawa Timur. Candi ini berada di Desa Rowobuni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Ketika saya berkunjung ke sana, candi ini sedang dalam tahap restorasi hingga bagian serambi. Yang saya ketahui dari pimpinan tim restorasi candi, yaitu bahwa batu-batu Candi Dukuh adalah batu yang sama seperti yang digunakan Candi Gedongsongo.

Saya tidak berlama-lama berada di sini, mengingat tujuan hari ini cukup banyak. Mungkin lain waktu, saya akan mengunjungi candi ini lagi.

Lingga-yoni di Sekitar Rawa Pening

Dalam perjalanan menuju Salatiga, saya melewati beberapa titik yang menyimpan benda purbakala berbentuk yoni, lingga dan fragmen arca. Berikut ini adalah foto-foto yang saya peroleh:

Lingga-yoni di Petilasan Ki Godo Pameling, Bukit Cinta.
Yoni di Situs Cebur.
Lingga di Situs Cebur, terpisah jauh dari yoninya.
Yoni dan fragmen arca (Agastya?) di kolam Muncul.

Prasasti Plumpungan

Prasasti Plumpungan.
Prasasti Plumpungan berada di Kotamadya Salatiga, lebih tepatnya di Dusun Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kotamadya Salatiga. Angka tahun yang tertulis di prasasti inilah yang kemudian dijadikan hari jadi Kota Salatiga.

Berikut ini adalah inkripsi yang ditemukan di Prasasti Plumpungan.
  1. Semoga bahagia ! Selamatlah rakyat sekalian ! Tahun Saka telah berjalan 672/4/31 (24 Juli 760m) pada hari Jumat
  2. tengah hari
  3. Dari beliau, demi agama untuk kebaktian kepada yang Maha Tinggi, telah menganugerahkan sebidang tanah atau taman, agar memberikan kebahagiaan kepada mereka
  4. yaitu desa Hampra yang terletak di wilayah Trigramyama dengan persetujuan dari Siddhdewi (Sang Dewi yang Sempurna atau Mendiang) berupa daerah bebas pajak atau perdikan
  5. ditetapkan dengan tulisan aksara atau prasasti yang ditulis menggunakan ujung mempelam
  6. dari beliau yang bernama Bhanu. (dan mereka) dengan bangunan suci atau candi ini. Selalu menemukan hidup abadi

Menurut juru kunci situs, prasasti ini pernah dirusak oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya. Menurut penuturannya, orang yang hendak merusak prasasti ini malah menderita.

Yoni-yoni dan fragmen candi.
Di dekat cungkup prasasti, terdapat sebuah rumah yang berisi beberapa yoni dan fragmen candi. Akan tetapi rumah itu hanya akan dibuka apabila juru kuncinya sedang hadir di prasasti.

Perjalanan saya lanjutkan ke Situs Cabean Kunti yang berada di Kabupaten Boyolali.

---
foto Rawa Pening saya ambil dari http://zonaikankita.blogspot.com.

Komentar