Watu Blencong


Selesai mengunjungi Gua Maria Lourdes Sendangsono, saya mengunjungi Gua Maria Watu Blencong, yang berlokasi di Dusun Borosuci, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Gua Maria ini tergolong masih baru karena baru diresmikan pada tanggal 8 Maret 2009 lalu oleh Pastur Suratmin.

Bermula dari Sebuah Penglihatan

Berdirinya gua Maria ini tidak terlepas dari sebuah penglihatan yang dialami Bapak Yakobus Suprapto. Beliau mendapatkan mimpi agar menyiapkan sebuah tempat bagi Bunda Maria di dekat Watu Blencong. Pada mulanya, Watu Blencong adalah sebuah tempat yang menyimpan fenomena alam. Dinamai "Blencong" karena pada petang hari, batu ini menyala layaknya blencong (lampu yang digunakan dalang untuk menerangi layar arena wayang).

Dengan dibantu oleh keluarga dan warga sekitar, akhirnya Gua Maria sederhana ini selesai dibangun. Gua Maria ini bukanlah milik pribadi, namun diserahkan kepada Paroki Boro dan diperuntukkan bagi siapa pun yang ingin berziarah atau berdevosi di sini.

Selayang Pandang Gua Maria Watu Blencong dan Gereja Boro

Berikut ini adalah beberapa foto yang saya abadikan dari Boro.

Bangunan sederhana untuk Gua Maria Watu Blencong.
Watu Blencong yang konon menyala di saat petang.
Gereja Katolik St. Theresia Lisseux Paroki Boro.
Altar gereja.
Interior gereja.
Desa Boro juga sering dijadikan kunjungan ziarah karena tidak jauh dari Sendangsono. Selain itu, Boro juga sering dijadikan tempat live-in bagi murid-murid dari sekolah Katolik, dengan rata-rata 13-15 sekolah pertahun. Dengan pemandangan yang indah (dikelilingi Pegunungan Menoreh), Boro menjadi desa wisata alam yang mampu menentramkan batin dan menyegarkan pikiran.

Anda tertarik menuju tempat ini?

Komentar

  1. mohon informasi rute menuju lokasi. Apakah memungkinkan jika kami menggunakan sedan kecil (city car) utk menuju lokasi? atau mungkin koordinat latitude/longitude gps?

    akhir bulan lalu, saya sempat mengantarkan isteri untuk berdoa di 9 gua maria, diantaranya adalah Jatiningsih, Lawangsih, dan Sendang Sono. Hanya saja, waktu itu kami menempuh perjalananan malam hari (dari jam 10 malam tiba di Jatiningsih, hingga jam 1 malam di Sendang Sono. Sempat nyasar di Puncak Suroluyo, sampai akhirnya kami balik arah lagi (akibat terlalu percaya pada gps murah :p)

    terima kasih banyak

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berbagi cerita