Bersama dengan kunjungan ke situs-situs di Kulonprogo, saya bersama Cuk Riomandha juga mengunjungi beberapa makam bersejarah. Memang makam merupakan tujuan yang kurang familiar bagi saya, dan mungkin terkesan horor bagi Anda. Haha, tapi tidak di Bol Brutu. Asalkan tujuan kita positif, bukan untuk hal-hal mistik, saya yakin makam bersejarah masih menjadi objek yang menarik dikunjungi oleh para pemburu sejarah.
Dalam kunjungan saya ke Sleman dan Kulonprogo, saya mengunjungi dua makam bersejarah. Kedua makam tersebut antara lain adalah: Makam Kapitan Hermanus Van Ingen, Makam Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang (salah seorang pahlawan nasional Indonesia), Makam Barnabas Sarikromo dan Makam Ki Ageng Sekaralas.
Makam Kapitan Hermanus Van Ingen
Ini dia makam yang dikenal dengan makam londo. |
Kompleks Makam Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang
Kompleks Makam Nyi Ageng Serang. |
Kompleks makam pahlawan ini bukan untuk para pahlawan nasional, melainkan merupakan keluarga dan kerabat dari Nyi Ageng Serang. Nyi Ageng Serang adalah seorang pejuang wanita yang merupakan guru dari Pangeran Diponegoro. Kompleks makam ini terletak di Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, DIY.
Menurut kisah dari sang Juru Kunci: Nyi Ageng Serang, ketika melewati tanah di daerah Banjarharjo, mencium aroma wangi dari tanah. Beliau memberi amanat kepada kedua abdinya supaya kelak menguburkan jasadnya di tanah ini apabila tiba saat dipanggil Tuhan.
Kira-kira pada tahun 80-an, makam ini direnovasi. Kalau tidak salah, bertepatan dengan pemindahan makam mendiang suami Nyi Ageng Serang. Pemindahan makam tersebut disebabkan oleh adanya pembangunan Waduk Kedungombo. (Kalau salah, mohon diralat).
Jika dilihat, makam ini tidak terlalu terkesan horor, karena telah dibangun pendopo joglo sederhana yang hingga kini kokoh. Perbaikan dulu pernah dilakukan karena gempa Jogja tahun 2006 silam. Melihat kondisi pemakaman, rasanya memang sangat terawat dan bersih. Setelah mas Riomandha selesai melihat-lihat bagian dalam (yaitu makam dari Nyi Ageng Serang dan kerabat dekatnya), kami melanjutkan perjalanan ke Sendangsono.
Makam Barnabas Sarikromo
Barnabas Sarikromo, katekis pribumi pertama. |
Makam Ki Ageng Sekaralas
Sasanalaya Ki Ageng Sekaralas, Tambakrejo. |
Dalam perjalanannya, beliau (tentu bersama murid-muridnya) menetap di daerah hutan yang merupakan cikal bakal Pedukuhan Tambakrejo, Kelurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY. Beliau berganti nama menjadi "Sekar Alas" karena disesuaikan dengan perannya membuka hutan, serta untuk menutupi jatidirinya.
Demikianlah perjalanan kami mengunjungi makam-makam bersejarah di Kulonprogo dan terakhir di Sleman. Makam berbentuk stupa inilah yang menjadi tujuan akhir kami berdua sebelum berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Hmmm, masih banyak agenda blusukan lainnya yang menanti.
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita