Salah satu kepuasan bisa diperoleh ketika berada di puncak. Begitu pula yang saya alami ketika mampir ke Candi Gunung Sari yang terletak di Dusun Gunungsari, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Candi ini terletak tidak jauh dari lokasi Candi Gunung Wukir dan Candi Ngawen. Seperti yang terjadi ketika mengunjungi Candi Gunung Wukir, saya harus menaiki bukit kecil seorang diri. Pendakian ini saya lakukan secara mendadak, karena kebetulan ada kesempatan menuju ke Kota Magelang.
Rute Menuju Candi
Di atas bukit inilah, Candi Gunung Sari berada. |
Saya pun mengikuti rute tersebut, kemudian memarkirkan kendaraan saya di sebuah wartel yang ada di lereng bukit. Atas petunjuk ibu-ibu yang punya wartel tersebut, saya pun mulai mendaki bukit tersebut melalui jalan setapak yang ada di samping wartel. Rute yang saya lewati bukan terbuat dari batu, tetapi jalan setapak dari tanah biasa. Perjalanan memang terasa capek karena saya membawa banyak sekali buku di dalam ransel. Ditambah lagi, daerah ini baru diguyur hujan sepanjang malam. Hal ini tentu membuat jalanan menjadi licin, bahkan saya sampai terpeleset.
Medan jalan menuju Candi Gunung Sari (kiri), dan pemandangan yang bisa dilihat dari atas bukit (kanan).
Di dekat lingga inilah saya beristirahat. |
Candi Gunung Sari bercorak agama Hindu. Konon, candi ini ditemukan ketika penggalian tanah di bukit tersebut guna pemasangan tower pemancar stasiun televisi. Pemasangan tower pun dibatalkan, sedangkan proyek di bukit ini dilanjutkan oleh dinas purbakala. Di dalam lokasi candi, sepertinya ada reruntuhan perwara candi yang ditumbuhi pohon. Sepertinya perwara tersebut masih dipakai seseorang untuk tujuan mistis. Di sekitar candi, terdapat Pertapaan Petruk yang benar-benar terlewat dari pandangan saya. Saya tahu pertapaan ini setelah turun dan berbincang-bincang dengan ibu-ibu di wartel.
Batu-batu di candi induk. |
Candi perwara yang masih digunakan untuk tujuan mistis. |
Ini artinya apa ya? |
Butterfly.... |
Luweng, kompor tradisional. |
Batu candi di area pemakaman (kiri) dan akses menuju Candi Gunung Sari via pemakaman (kanan).
Setelah berbincang-bincang dengan ibu-ibu yang punya wartel tersebut, saya pun pulang menelusuri jalan alternatif Kali Putih. Oh My God! Saya melewati kampung pasir, kayak yang ada di film-film bencana alam. Semoga yang tinggal di daerah ini diberi kedamaian dan ketabahan hati.
kayaknya tau tuh ibu ibu penjaga wartelnya wkwkwk..tetangga ane tuh hahaa
BalasHapuskapan kesini??
@Fauzan Rhomadi: wow, salam hangat dari saya untuk Anda dan ibu itu.
BalasHapusSaya ke sana waktu pasca lahar dingin (lupa tanggalnya), trus blusukan sampai ke dalam-dalam.