Stupa yang diletakkan di atas yoni (???); berada di samping pendopo Balai Desa Condongcatur. |
Saya pun menemui beberapa perangkat desa yang hadir di balai desa. Yang pertama sepertinya hanya seorang pegawai, yang kedua adalah polisi linmas dan yang terakhir adalah kepala bagian pemerintahan desa. Ketiganya memberikan informasi yang sama, yaitu bahwa ada dua buah batu yang diletakkan di balai desa. Yang pertama terletak di bagian depan, yaitu di belakang papan nama balai desa. Dan yang kedua terletak di samping pendopo utama.
Stupa kedua yang terletak di dekat gerbang balai desa. |
Mengenai corak agama yang menyertainya, sangat dimungkinkan bahwa batu-batu tersebut berasal dari candi Buddha. Hal ini dibuktikan dengan kedua stupa itu. Lalu apakah ada arca-arca yang juga ditemukan di sekitar sini? Ada desas-desus penemuan arca, namun kebenaran berita itu pun sangat diragukan. Apalagi ketiga perangkat desa yang saya temui tidak membenarkan adanya arca yang juga disimpan di balai desa. "Mungkin ada, tapi saya tidak tahu. Bisa saja arca tersebut dibawa ke penampungan. Tapi yang jelas di balai desa ini tidak ada arca yang disimpan," begitu penuturan bapak kepala bagian pemerintahan.
Yang patut disayangkan, batu-batu itu dicat hitam sehingga tidak sedikit pemerhati budaya yang meragukan keaslian batu itu. Akan tetapi, menurut laporan pengamatan yang dilakukan pihak BP3 Yogyakarta, benar bahwa ada beberapa benda temuan yang merupakan cagar budaya yang ditemukan di dusun Pringwuling, Condongcatur.
Untuk melihat batu-batu tersebut, Anda cukup datang ke balai desa Condongcatur. Dari perempatan ringroad Gejayan-Condongcatur, ambillah jalur ke utara. Balai desa Condongcatur terletak di sebelah utara pohon beringin besar.
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita