Candi Donotirto


Walaupun melekat dengan kata candi, Candi Donotirto bukanlah peninggalan jaman Hindu-Buddha di Yogyakarta. Seperti yang dituturkan dalam blognya Wijna (lagi-lagi punya Wijna), saya pun tidak mau ikutan katrok karena tidak mengenal cagar budaya era kolonial (Mataram Islam) ini. Kini, Candi Donotirto lebih dikenal sebagai WC umum yang sering dipakai para tukang becak untuk mandi, buang air kecil atau sekedar cuci kaki.

Pancuran air di dalam candi
Tempat ini dibangun oleh pemerintah Belanda. Ada dua bagian, yaitu bagian barat untuk kaum adam dan bagian timur untuk kaum hawa. Masing-masing dialiri oleh 5 buah pancuran air yang bersumber dari Sungai Winogo, berarti ada 10 buah pancuran di sana. Hingga kini, tempat ini tetap dirawat oleh warga sekitar walaupun digunakan sebagai WC umum. Oleh karenanya, janganlah berat tangan untuk menyisihkan uang Anda sebagai ganti biaya perawatan dan kebersihan tempat ini.

Lokasi Candi Donotirto sangat mudah dijangkau. Anda bisa memulai perjalanan dari Malioboro.
  • Tiba di Mirota Batik (di depan Pasar Beringharjo), ada jalan di selatannya (tepat di selatan Gereja Blenduk). Ikuti jalan itu hingga tiba di Jl. Bhayangkara.
  • Ikuti jalan utama ke utara hingga tiba di Jl. Jogonegaran (agak sedikit menceng / miring dari Jl. Bhayangkara).
  • Temukan Hotel Indah di barat (kiri) jalan, candi ini ada di sebelah barat laut hotel (masih di tepi kiri jalan).

Takut dikira maniak, saya pun tidak perlu berlama-lama di tempat ini. Saya segera beranjak karena ada seorang tukang becak tanpa kostum sedang mandi di sana. Tidak lupa saya menyisihkan sedikit uang saya untuk membantu perawatan lokasi ini. Taraaa... go home....

Komentar