Mampir ke Festival Rumah Hantu

Inilah hantu-hantu Indonesia sedang mejeng (ada siapa saja di sana?)
Senin, 22 Maret 2011.
Sore hari, sebuah SMS melayang masuk ke handphone. Oh, ternyata dari sang Kormasit KKN ku waktu itu. Dia ngajakin aku dan teman-teman KKN lainnya untuk berkumpul dan menyaksikan festival rumah hantu. 

Apa itu festival rumah hantu?
Sebenarnya, dari namanya juga sudah ketahuan. Ada semacam pameran yang isinya hantu-hantu.yang saling berunjuk gigi untuk menakut-nakuti pengunjung. Festival dibagi menjadi dua bagian, yaitu Obake (rumah hantu Jepang) dan Misteri Lawang Sewu (rumah hantu Indonesia). Ada beberapa macam tiket masuk, antara lain:
1 orang 1 wahana : Rp10.000,00
1 orang 2 wahana : Rp15.000,00
2 orang 1 wahana (couple) : Rp15.000,00
2 orang 2 wahana (couple) : Rp25.000,00

Antrian tahap pertama
Pada saat mengantri, pengunjung sudah "ditakut-takuti" dengan lagu Lingsir Wengi. Kemudian berganti dengan suara-suara mistis seperti derap langkah, suara kuntilanak tertawa. Pada waktu itu, antrian utama adalah di sisi Obake.
Sejak kapan di Jepang terdengar lagu "Lingsir Wengi"?
Kami berada di sana kurang lebih satu setengah jam. Di wahana pertama Obake kurang lebih satu jam, dan di wahana kedua Misteri Lawang Sewu kurang lebih setengah jam.
Kok lama sekali ditakut-takutinya, apa tidak takut?
Oh, tentu tidak (dengan gaya Sule). Satu jam di Obake itu ada komposisinya: 58 menit mengantri dan 2 menit menyaksikan hantu-hantu Jepang. Setengah jam di Misteri Lawang Sewu itu komposisinya: 28 menit mengantri dan 2 menit menyaksikan hantu-hantu lokal.

58 menit sudah, saya dan teman-teman berada di antrian sisi Obake, walaupun sempat sebelumnya diusir-usir oleh petugas yang menjaga antrian sisi Lawang Sewu. Habisnya, kami merasa beli tiket untuk terusan: maka kami bebas memilih mau menikmati wahana yang mana duluan. Akhirnya kami memasuki gerbang menuju wahana Obake. Di sana ada tempat penitipan barang.

Sepertinya mencurigakan, saya melihat ada tirai-tirai yang sebelah kiri bertuliskan huruf kanji Jepang (yang tidak bisa saya baca), dan yang sebelah kanan bertuliskan aksara Jawa (bacanya kurang lebih seperti ini: sugeng rawuh ing misteri lawang sewu --saya lupa pastinya). Dan ternyata benar, sampai di dalam ada antrian lagi. Antrian pun jadi satu atap, hanya terpisah oleh jalinan rantai yang dapat dilompati. Untuk apa saya antri panjang-panjang kalau ternyata petugas bisa dikelabuhi dengan sistem antrian seperti ini? Ah, tidak usah dipikirin. Lagi pula saya dan teman-teman datang ke sini untuk menyaksikan hantu-hantu itu, bukan untuk mengomentari antrian yang ada di sini.

Antrian tahap kedua, antri lagi antri lagi (LoL)
Saya ditaruh di posisi paling depan bersama Cahyo (salah seorang anggota Animal Kingdom FC). Di kanan kiri antrian dalam, ada dekorasi kuburan-kuburan. Saya ingak-inguk sekitar, eh ada kuburan yang kijingnya bertulisan permohonan maaf karena sedang tidak ada di tempat (mungkin sedang ikut pentas). Sambil bercanda-canda, tiba-tiba muncul suara "GEDUBRAK!" Ternyata tidak sedikit yang kaget, walaupun pada saat itu masih ngantri dan banyak orang, ada saja yang berteriak. Suara tersebut berasal dari dalam Misteri Lawang Sewu.
Waduh, semacam ada KDRH (kekerasan dalam rumah hantu)
Sesampainya di pintu gerbang dalam, tangan kami dicap sebagai tanda akan memasuki wahana Obake. Di wahana Obake, kami harus masuk berenam. Terus terang saja, saya tidak melihat hantu wanita yang katanya cantik itu. Mungkin karena tidak terlalu mengamati saja. Yang jelas saya lihat adalah hantu Kappa yang ada di jembatan. Sambil seraya tertawa, saya bertanya sama mas Kappa,
"Mas, jalannya benar lewat sini kan?"
Sambil ngawe-awe (melambaikan tangan mempersilakan lewat), mas Kappa menunjukkan jalan ke pintu yang seharusnya dilewati. Sambil menelusuri 'labirin', kami meraba-raba jalan (soalnya cukup gelap). Ada mannequin jatuh berdarah-darah.
Permisi... sepada... assalammualaikum...
Hantunya nyaris tidak kelihatan karena minimnya cahaya. Yang ada hanyalah dikaget-kagetin. Dan yang dikaget-kagetin adalah yang paling belakang. Padahal yang paling belakang ngomong begini sebelum masuk,
"Cob, mengko kowe ning ngarep yo, aku wedhi soale."
(Cob, nanti kamu di depan ya, aku takut nih)
Dan benar, karena takut dia baris di paling belakang. Karena di paling belakang, dia jadi ditakut-takutin. Wah, saya jadi tidak bisa melihat dengan jelas hantu-hantunya. Hampir sampai di pintu keluar, tiba-tiba ada putih-putih loncat-loncat. Yah, dialah sang hantu legendaris Indonesia: Pocong.
Lho, Pocong kok hadir di Jepang?
Inilah hantu-hantu Jepang sedang mejeng (tuh kan, ada Pocong?)
Mungkin sedang membantu sanak saudaranya yang terkena tsunami dan belum bisa pulang. Mungkin adanya pocong ini punya tujuan lain. Mereka yang mencoba mengantri di Obake adalah mereka yang mungkin menghindari hantu-hantu lokal yang menakutkan. Mengapa menakutkan? Karena varian hantunya sangat banyak. Nah lo, mereka yang menghindari pocong malah ketemu pocong di Obake.
Arigatou gozaimasu
Celetuk petugas yang berada di pintu keluar. Kami pun memberikan sedikit komentar di buku tamu. Intinya tentang pocong yang tersesat di Jepang tadi. Kemudian kami mengantri lagi untuk tahap selanjutnya. Bukan berarti tidak lebih seram, yang ini malah lebih seram karena situasinya lebih gelap. Kali ini tidak berenam, melainkan hanya bertiga! Dan saya juga ditaroh di posisi paling depan! Dan seperti biasa, tidak ditakut-takuti lagi. Dan seperti tadi, yang paling belakang menjerit-jerit.

Desain lawang sewu tidak berbeda jauh dengan di Jepang, tapi memang ada sumur (yang ada di bawah tanah itu lho). Hantu-hantunya pun lokal, seperti bisa dilihat di gambar paling atas.

Kami pikir, rumah hantunya didesain seperti aslinya, obake mirip rumah Jepang, lawang sewu benar mirip bangunan bersejarah di Semarang itu. Tetapi dalamnya identik, labirin belaka, gelap dan penuh dengan kain-kain bergelantungan bak sarang laba-laba. Gelap, tanpa cahaya dan ngaget-ngagetin. Kalau punya waktu ekstra, silakan mampir. Festival ini hanya eksis dari tanggal 11 Maret hingga 11 April 2011.

Seusai menikmati suasana malam bersama teman-teman KKN, kami makan di lesehan gudeg depan Saphire Square. Mahal tenan rek, 1 porsi gudeg dengan 1 gelas teh hangat diperoleh dengan harga Rp12.000,00 (bisa untuk dua kali makan). Kalau ketemu teman-teman jangan perhitungan ya? Yang penting bisa happy-happy, bercengkerama dan tertawa bersama.

Sampai jumpa kawan-kawan unit 137!

---
Sumber gambar:  
Semua foto dari http://www.kaskus.us. (Makasih ya, agan-agan)
http://aozora2006.wordpress.com

Komentar

  1. hahaha, ikut komen ttg gudeg depan Saphir Square itu emang mahal! :D
    tukang parkirnya nyebelin pula! :(
    masak sepeda ditarik Rp 2.000!

    tapi tenang aja, itu tempat udah di-blacklist oleh SPSS, wakakakakakak!

    BalasHapus
  2. Motor malah lebih murah, Rp1000,00

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berbagi cerita