"Halo..." terdengar sapaan lembut di tengah-tengah kerumunan Sunday Morning UGM. Seperti biasa, setiap hari minggu selalu ada acara gathering pada pedagang Sunday Morning, atau lebih dikenal dengan "Sun-Mor" (baca: sanmor).
Suatu Minggu (kalau tidak salah 17/10), saya bersama kekasih saya usil kepingin jalan-jalan ke Sun-Mor. Hal ini saya lakukan karena sudah lama sekali aku tidak pergi jalan-jalan di UGM hari minggu pagi. Oleh karenanya, sambil menghabiskan waktu luang, saya berjalan-jalan dan menikmati pemandangan orang-orang berjualan di sini.
Kami berangkat mulai dari perempatan Sagan (selatan Fakultas Ekonomi UGM). Dari sana, kami menelusuri pedagang-pedagang yang lengkap dan sudah siap sejak pukul 05.00 pagi. Tak heran, jika pada pagi itu tampak ramai sekali pengunjung. Di samping udara yang cerah, suasana untuk sekedar mencuci mata menjadi lengkap, apalagi pedagang-pedagang kini sudah mulai beragam. Tidak hanya berjualan cinderamata, konveksi, makanan, aksesoris, action-figure, tanaman, hewan-hewan piaraan kecil, tetapi ada juga papercraft dan beberapa hal menarik lainnya.
Tampak di suatu tempat, ada orang yang menjajakan alat elektronik sambil memperagakan bagaimana cara menggunakannya. Ada juga yang menjajakan parut modern, lengkap juga dengan bagaimana cara memakainya. Sambil mendengarkan beberapa percakapan dan cara orang menjajakan dagangannya, saya berjalan menuju utara, naik hingga ke bunderan Lembah UGM. Yah, saya pikir mereka memiliki caranya masing-masing untuk menarik niat pengunjung.
Sesampainya di lembah UGM, konsentrasi saya terpecah dengan suara: "Hallooo..."
Suara ini nyaring karena keluar dari alat semacam pengeras suara, yang tersambung dengan headset lengkap dengan microphonenya.
"Bagi kawula muda, yang sedang berjalan-jalan di UGM... Silakan mampir dan menikmati es goreng yang enak tiada tara ini... Cuma seribu rupiah saja, Anda bisa menikmati es goreng yang unik...."
Suara itu terdengar jelas dan cukup menyita perhatian pengunjung sun-mor. Tak heran jika es goreng nyentrik ini cukup laris. Walaupun terletak di tengah-tengah jalan, di depan pintu gerbang lembah UGM, sang pedagang tidak kenal lelah serta khawatir tidak dapat pengunjung. Di tengah suasana Yogyakarta yang cukup panas ini, rasanya es goreng bisa menjadi alternatif penyejuk lidah dan pendingin tenggorokan. Apalagi setelah berjalan-jalan ke sana ke mari.
Kebetulan, kami sedang makan di warung soto yang dekat dengan penjual es itu. Tiba-tiba terdengar lagi suara...
"Eh, bakule soto. Aku pesan soto satu, tanganku wes ndredeg..." (Wahai penjual soto. Saya pesan satu porsi soto, tangan saya sudah mulai gemetaran, red).
Saya tersenyum sejenak. Kemudian penjual soto itu dipuji.
"Wah, bakule soto apikan..." (Wah, penjual sotonya baik)
Karena pengunjung terus berdatangan, sang penjual es yang sudah mulai lapar itu tetap saja masih menjual dan melayani pembeli. Saya salut dengan kerja keras beliau, ketimbang orang-orang yang kerjanya hanya meminta-minta tanpa berusaha.
Ini dia es gorengnya |
Setelah selesai makan soto, saya bergegas menuju ke tempat itu untuk membeli Es Goreng. Apa sich es goreng itu? Sebenarnya ini bukanlah es yang digoreng dengan tepung dan minyak. Akan tetapi, ini merupakan es lilin, yang terbuat dari air gula beraroma (cokelat atau stroberi), kemudian dicampur dengan sedikit ketan hitam atau kacang hijau. Kemudian dicelupkan ke dalam cokelat panas. Itulah kenapa proses ini disebut 'digoreng'.
"Terima kasih, pak..."
"Oke oke, halloooo...."
Kembali, suara "halo" terdengar. Dan itu berkali-kali berkumandang di sekitar pintu gerbang lembah UGM. Bagi siapa pun yang penasaran dengan penjual es goreng yang nyentrik ini, bisa mampir di san-mor UGM. Tenang saja, peluang Anda beruntung bisa bertemu dengan beliau sangatlah besar; karena (hampir) setiap Minggu saya ke sana, pasti beliau sudah nongkrong dengan setia bersama dengan gerobak es, microphone serta pengeras suaranya.
"Halloooo...."
wakakakak, Minggu kemaren aq, Yuli, & rombongan PB juga ke Sunmor. Beli itu es krim yang dari dulu bikin penasaran diriku :D.
BalasHapuskayaknya itu es dibuat dari air ketan deh Cob.
Hoho, titip satu y 'cob trus nanti dititipkan lg ke adikku biar dia yang ngicipi trus nanti aku bisa pesan ke adikku. (^-^)d
BalasHapus@Mawi, gimana rasa esnya?? hehehehe
BalasHapus@Rapalmat, nanti keburu mencair kalau aku bawa ke solo... ^^
Lho, aku kan mintanya dititipkan ke adikku dl. Dia kan kuliah di UGM jg 'cob. Nah, nanti selanjutnya aku minta belikan adikku, hehe.
BalasHapusOmong2 jgn pake rapalmat lah, it doesn't sound good 4 me, hehehe. Just call with the name that you always call.