10 Juni 2010
Melanjutkan tulisan sebelumnya...
Episode sebelumnya: Berhubung perut saya sudah keroncongan, saya bergegas mencari warung soto terdekat...
Saya menuju ke utara, kembali ke arah Ring-road. Karena tenggorokan saya belum beres betul, saya pingin makan yang berkuah. Di sepanjang jalan itu, yang saya temukan adalah nasi goreng, bebek goreng, spesial sambal, B2 (wuidih) dan makanan lain yang menyambar tenggorokan.
Duh, saya malah bingung dengan pilihan makanan tersebut. Mata saya terhenti ketika melihat ada "Soto Kudus". Kayaknya sedap nih. Dalam bayangan saya, soto kudus disajikan pelit dalam satu mangkok. Mengapa pelit? Karena dalam mangkok ukuran kecil, di situ sudah ada nasi dan lauknya (alias tidak dipisah). Dan biasanya, kuah soto kudus berwarna kuning kecokelatan yang menandakan rasa gurih bumbu dan bawang yang luar biasa.
Hal yang saya bayangkan sepertinya banyak kekeliruan. Tidak lama setelah saya memesan soto tersebut, datanglah pesanan saya.
Kuahnya bening bukan? Setelah saya cicip, kuah soto terasa agak tawar. Namun demikian, rasa soto ini cocok di tenggorokan saya. Tidak terlalu spicy, tetapi hangat dan lembut di tenggorokan.
Harga
Berhubung ini rumah makan, mungkin memang kita sedikit merogoh kocek ekstra.
Soto ayam : Rp6.000,00
Teh hangat : Rp2.000,00
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita