Candi Sari


Candi Sari adalah candi Budha yang terletak tidak jauh dari Candi Kalasan maupun Candi Prambanan. Kalau pingin menyaksikan sendiri candi tersebut, tidak usah sulit-sulit. Ketika melintasi Jalan Solo, carilah masjid yang bentuknya mirip Kathedral St. Basil, Turki (Kremlin). Di sebelahnya ada gang, masuk saja. Tidak jauh dari gerbang gang, Anda sudah bisa melihat atap stupa dari candi ini. Candi Sari secara administratif terletak di Desa Bendan, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman.

Sayangnya, ketika menuju ke tempat ini, saya mendapati tempat ini masih sepi. Tidak ada penjaga yang bisa ditanya-tanyai. Akan tetapi saya mencoba memperoleh informasi dari papan informasi terdekat.

Konon, candi ini merupakan tempat ibadah (bisa dibilang vihara). Di tempat inilah, para biksu biasa bermeditasi. Kemungkinan, candi ini dibangun pada masa yang tidak berbeda ketika Candi Kalasan dibangun, yaitu sekitar abad ke-8 atau abad ke-9. Tepatnya pada masa kerajaan Mataram Kuno berkuasa.

Ada beberapa arca yang tampak di sisi candi bagian luar. Ada arca Dewi Tara, arca Bodhisatva, serta Kinara Kinari. Di sisi candi tersebut, terdapat relief-relief yang mirip dengan relief Candi Borobudur, walaupun tidak bercerita secara gamblang seperti yang terpahat di Candi Borobudur. Di atas candi juga tampak sembilan buah stupa yang identik dengan stupa di Candi Borobudur. Kemudian, saya mencoba masuk ke dalam candi tersebut. Saya mendapatkan ruangan yang cukup besar. Tampaknya ruangan tersebut terlalu tinggi sebagai ruangan biasa, kemungkinan dulu tempat ini bertingkat dua karena tampak ada lubang-lubang tempat dudukan kayu. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana candi ini dibuat dan bagaimana candi ini dulu digunakan.

Di luar candi, terdapat beberapa batu yang tidak dapat disusun, karena tidak ketemu jodohnya. Batu-batu tersebut disusun berjajar-jajar, ada juga yang dibawa pulang warga untuk diletakkan di rumah mereka. Lha, dipasang aja ndak tau di mana?

Pada awal ditemukan candi ini (tahun 1929), candi ini dalam kondisi yang relatif memprihatinkan. Walau masih tampak utuh, sepertinya sudah mirip pohon saja karena ditumbuhi oleh berbagai macam jenis rerumputan di atap candi. Saya melihat gambar masa lalu candi ini di papan informasi. Upaya penyelamatan dilakukan oleh profesor dari Belanda (kalau tidak salah). Akhirnya, candi ini berdiri dan tampak asri di desa ini.

Komentar