Candi Banyunibo


Candi Banyunibo (Banyu - Tiba) berarti Air Menetes. Disebut juga "Si sebatang kara banyu nibo" karena lokasinya cukup terpencil di tengah sawah. Candi ini merupakan peninggalan agama Buddha, tidak seperti candi-candi lain yang ditemukan di sekitarnya yang bercorak Hindu. Candi Banyunibo terletak dekat dengan Candi Ijo, Candi Barong dan Candi Ratu Boko. Mungkin ini melambangkan kerukunan masyarakat tempo dulu dalam menjaga keharmonisan Buddha-Hindu. Candi Banyunibo terletak di sebelah selatan Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jalan menuju ke Candi Banyunibo tidaklah sulit:
  • Jika Anda berangkat dari Yogyakarta, sebelum candi Prambanan Anda akan menemukan pasar Prambanan di kanan jalan (ada lampu lalu lintas di sana). Anda ambil jalan belok ke kanan (menuju Piyungan). Ikutilah jalan itu.
  • Setelah melalui rambu-rambu yang menuju pintu masuk utama Keraton Ratu Boko, mulailah Anda berjalan pelan. Carilah rambu-rambu Keraton Ratu Boko (dan Candi Ijo) yang berikutnya. Belok kiri di sini.
  • Anda akan menemukan jalan yang agak rusak di tengah-tengah sawah. Ikuti jalan itu hingga menemukan perempatan. Lurus: Candi Banyunibo, kanan: Candi Ijo, kiri: Keraton Ratu Boko. Silakan ambil jalan lurus. Tidak jauh, kira-kira 50m, Anda akan menemukan candi ini di sebelah selatan jalan.



Candi tersebut tampak cukup megah dan mewah. Bisa diperhatikan bahwa puncak candi tersebut masih memiliki stupa yang masih utuh. Di setiap sisi, tampak ada relief walaupun tidak utuh secara keseluruhan. Di beberapa tempat, terdapat arca Dewa Kurawa (lambang dewa kekayaan), serta mungkin arca Dewi Hariti (lambang dewi kesuburan). Ada pula relief yang menceritakan kehidupan, antara lain tentang anak yang memanjat pohon, ada pula yang menggambarkan sosok pria dan wanita dengan kegiatannya masing-masing seperti menggendong, duduk bersila dan sebagainya. Walaupun demikian, tidak semua relief tergambar dengan jelas karena sudah banyak digantikan oleh bantu-bantu pengganti.

Uniknya, terdapat enam perwara (anak candi) yang tidak terletak secara simetris di tepi-tepinya, melainkan hanya berada di sisi timur dan selatan (candi Banyunibo menghadap ke barat). Perwara tersebut berbentuk stupa-stupa.

Keunikan candi ini ditemukan dan mulai diteliti sejak tahun 1940. Kira-kira, candi ini dibangun pada abad ke 9 Masehi. Sayangnya, ketika saya berada di sini tidak ada pemandu yang diharapkan bisa menjelaskan tentang candi ini walaupun kedatangan saya cukup singkat. Tetapi, tempat ini sangat cocok untuk berdiam diri dan menenangkan diri dari rentetan aktivitas yang membuat jenuh.

Komentar