Angin Malam Pantai Parang Tritis dan Pantai Depok


29 Mei 2010,
Saya mendapat kabar kalau hari ini ada tamu dari Solo, lebih tepatnya dari Jakarta yang numpang mampir di Solo saat launching @Seli Solo. Makanya, saya mulai nggenjot sepeda saya menuju ke bengkel Pak Sofyan - Mas Yanto yang berada di Jalan Imogiri Barat, daerah Randu Belang. Di sana, sepeda saya harus mengalami kenteng ringan karena akan dipakai berputar-putar ria. Tadinya saya berpikiran akan mengantar para bapak dari Jakarta ini keliling kota Yogyakarta, tetapi SPSS mengadakan rencana lain yaitu Night Ride Parang Tritis - Depok.

Okelah, saya ceritakan dari keberangkatan saya...

To D'Garage
Pukul delapan saya berangkat dari rumah, sebelumnya saya mampir ke kos Ari (teman saya). Tadinya mau makan B2, tapi karena mulut saya bermasalah sepertinya haram bagi saya untuk dimasuki makanan tersebut. Setelah ngobrol sampai puas, pukul sembilan saya ngebut ke Randu Belang. Perjalanan cukup jauh karena harus melalui UGM-Lempuyangan-Gondomanan-JokTeng-Jalan Parang Tritis-Randu Belang. Perjalanan memakan waktu setengah jam hingga empat puluh menitan. Dari sini, saya meninggalkan sepeda saya dan meminjam sepeda Mas Moco untuk menyambut tamu dari Solo.

To Mas Imam's Office
Sebelum menjemput, saya disuruh mampir ke kantor mas Imam yang terletak di Pakualaman (Jalan Gadjahmada). Di sana, telah menanti mas Imam dengan soto ayam dan kerupuk yang mantab jaya. Belum lama di kantor, rekan dari Komselis (mas Ryu dan Wahyu, kalo ndak salah) dateng dan turut menyantap soto dan kerupuk. Sambil beristirahat, saya membaca buku dongeng bahasa Inggris yang berjudul Jack O'Shawnesey (aduh, tulisannya saya juga lupa). Ceritanya tentang burung yang putus asa untuk terbang. Hoho, ada aja ceritanya. Jam setengah satu, sepertinya kami harus sudah beranjak dari kantor.

To Rodalink
Kami berempat ber-seli menuju ke Rodalink yang terletak di daerah Janti. Sampai di Mandala Krida, kami menyantap Es Pisang Ijo yang nikmat. Dengan harga Rp4.000,00, kami bisa mendapatkan semangkuk es pisang ijo.
Apa itu pisang ijo? Bukan berarti pisang yang disantap adalah pisang asam yang belum matang dan berwarna hijau, akan tetapi pisang manis enak yang dibungkus oleh semacam tepung. Nikmatnya pisang bisa dirasakan bersamaan dengan gurihnya santan kental.


"Pak, es pisang ijo sekawan," seru mas Imam (Pak, Es Pisang Ijo empat!)
"Nggih," jawab penjualnya (Iya)
(Tak lama es pisang ijo datang, kemudian kami menyantapnya. Sambil ngobrol, ada cewek-cewek SMK yang nangkring di depan sekolah)
"Ihiy, seger," tambah mas Ryu.
"Tu lho, cob, cari jodoh, lumayan tho?" mas Imam nyelethuk.
"Kosek ah, mas, gek ra pingin. Aku tak motret grobaknya dulu ah."


(Saya mengambil gambar gerobak es pisang hijau, kemudian menyantap habis es pisang hijau. Ternyata yang membiayai makanan adalah mas Ryu, saya jadi rikuh. Matur nuwun mas, kapan-kapan gantian saya traktir...)
"Matur nuwun, Pak." sahut saya.
"Nggih, dipromosikan ya?"

Dikiranya saya adalah tukang promosi yang di tivi-tivi itu lho, padahal cuma buat keperluan nulis di blog sebagai bukti otentik. Ya sudahlah, ndak usah dipikir. Yang penting tenggorokan segar. Kami melanjutkan perjalanan menuju Rodalink. Sesampainya di sana, kami melihat-lihat sepeda dan segala aksesoris yang serba mahal di toko itu. Kira-kira pukul setengah dua, para peserta datang dari Solo.

Eh, kok ada satu ibu-ibu yang senantiasa memberi kode kepada saya ya?

Sudah mau turun hujan, akhirnya kami berkonvoi. Sampai di gedung Wanitatama, hujan deras benar-benar turun dan memaksa saya mengenakan jas hujan. Karena waktu mepet, saya harus ke tempat Mas Yanto lagi, akhirnya saya mendahului konvoi. Dengan tenaga ekstra, saya mencoba gowes sekencang-kencangnya untuk meraih bengkel.

Parang Tritis - Depok
Bukan rute yang gampang lho kalau menggunakan sepeda lipat. Saya gowes ke pantai baru pertama kali ini. Kumpul di Pyramid kurang lebih setengah empat. Jam empat lewat dua puluh kami berangkat dari sini ke selatan menuju Parang Tritis. Saya baru kali ini merasakan krenggosan menggunakan sepeda lipat. Sekitar 28 kilometer, kami kudu nggenjot jalanan yang relatif datar sebelum tiba di Parang Tritis. Rasa lelah sudah mulai merambat di kakiku sejak di kilometer 15-an. Maklum, sudah seharian naik sepeda lipat. Tapi kudu terus aku genjot. Kira-kira maghrib, kami sudah sampai di pantai ini. Ada beberapa insiden yang terjadi: sepeda terkena ombak, lampu malam saya rusak karena sepeda jatuh, kamera mas Desem juga kena air gara-gara tripodnya jatuh, handphone mbak Cici juga rusak kerendem air laut (belum tentu rusak, dink), dan lain sebagainya. Kami foto-foto di pantai ini.

Setelah benar-benar gelap, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Depok. Kami menyusuri jalan menyeramkan yang menghubungkan kedua pantai ini, tentu saja dengan menggunakan sepeda. Sampai di Depok, kami memesan minuman hangat di sebuah warung. Tidak hanya itu, kami juga pesan makanan yang bukan dari warung itu, tetapi dari mas Johan yang akan datang dengan mengendarai motor (curang???). Di pantai ini, kami berlama-lama. Ada yang ngobrol di tepi pantai, ada yang nyanyi-nyanyi, ada yang tidur-tiduran. Semuanya komplet dilakukan sebelum mas Johan datang. Sambil meratapi barang-barang yang rusak, kami bercanda-canda dan berkoyok ria. Hoolha..!!!

Jam sepuluh malam, kami pulang dari pantai. Sambil night ride, kami mencari warung mi Jawa. Pas nemu warung yang asapnya masih kelihatan, saya berencana memesan nasi godhog dan teh anget. Eh, setelah makan, saya malah ketiduran di warung ini. Tapi saya tahu kalau saya difoto atau lagi diomongin. Maklum lah, saya merasa lelah karena tidak terbiasa menggunakan sepeda lipat.

Finally, all of us start a ride to our homeland. Desem mengawali kepulangannya di selatan Pyramid. Sisanya menuju ke utara. Disusul dengan mas Yanto yang pulang di daerah Randu Belang. Ujung-ujungnya, tinggal saya dan mbak Cici yang searah. Sebelum saya pulang, saya mengantarkan mbak Cici yang rumahnya berada di daerah Jogja International Hospital. Habis itu aku pulang, nyuci sepeda dan mandi. Suer deh, ngantuk tenan. Udah jam setengah empat nih aku nulis blog ini, jadi ndak konsen. Wes, selamat tidur...

Viva gowes....

Komentar

  1. NR ke Pantai Depok mantap juga yah? Terakhir kali ke Pantai Depok itu pas bulan puasa, NR bareng bapak2 pesepeda dr Jogja jam 4 sore.

    BalasHapus
  2. hohoho... asyik sih... dah nyampe Jogja nih? Mampir ah....

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berbagi cerita