Menjelajah Kantin Teknik Sipil


Hari Jumat (26 Maret 2010) tepatnya selesai kuliah Matematika II di Teknik Sipil, saya dan sahabat saya Ari merasakan hal aneh yang sama. Hal yang aneh itu memang sudah dipendam sejak tadi pagi. Mungkin karena memang kita harus tepat jadwal. Jam sembilan pagi, setidaknya saya harus tiba di Teknik Sipil dan mulai kuliah di sana. Tetapi memang, yang namanya perasaan aneh muncul walaupun pagi-pagi. Ah, biar saja perasaan aneh itu bersarang dulu, nanti juga teratasi dengan sendirinya.


Benar, pukul sebelas pagi - waktu selesai kuliah - saya mengajak Ari ke suatu tempat untuk mengatasi rasa aneh ini. Tepat sekali, lapar...


Kami berjalan menuju kantin Teknik Sipil melewati jembatan gantung yang cukup seram. Di sana, ada sisi ruangan yang "No Smoking" dan "Smooking Room". Ternyata, di kampus ini masih menghargai orang yang merokok dan tidak merokok. Karena kami tidak merokok, kami duduk di bangku tempat orang-orang yang tidak merokok. Terlihat counter-counter dan penjual yang siap siaga melayani pembeli. (Sebenarnya bukan counter-counter, tapi dua counter, biar kelihatan banyak).

Kami memesan lotek Bu Bagyo Colombo, tepat di tempat gambar orang di atas. Di kantor pusatnya, lotek ini cukup enak. Setiap pergi ke sana, tidak lama kemudian mobil-mobil pada nangkring mengantarkan penumpangnya makan di sana. Tetapi di kantin ini, tidak ada mobil-mobil yang nangkring seperti di kantor pusatnya. Memang komposisinya mirip: sayuran, bakwan dipotong-potong, sambel kacang, kerupuk. Hanya saja harga dan jumlah krupuknya berbeda.

Harga:
  • Lotek : Rp5.000,00
  • Air putih : Rp500,00

Duh-duh, ternyata air putih satu gelas aja bayar (mahal juga nih kantin). Selain menjual lotek, di sini juga kupat tahu dan aneka ramesan. Daripada penasaran, mending coba aja. Sip.

Komentar

  1. Saya proyek di Geodesi tapi lum pernah njajah kantinnya. Lho kok ikut kuliah Matematika II segala???

    BalasHapus
  2. @Mawi: iya, masang tampang aja... hohoho (sebenarnya nutori)

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berbagi cerita