Rabu, 16 Desember 2009
Siang itu, saya berniat tidak berada di kos. Bersama "Kepik Tempur" alias Supra X hitam, saya bertualang menuju suatu daerah di Sayidan. Dari Malioboro terus ke selatan sampai alun-alun utara Keraton Yogyakarta kemudian belok ke arah timur terus hingga bertemu lampu traffic light.
Ketika berhenti di traffic light, tampaklah atap dari rumah misterius itu dari kejauhan. Kemudian saya tertarik untuk mencari jalan masuk menuju ke rumah itu. Untuh meraih jalan tersebut, ternyata tidak mudah karena harus menyeberang. Jika tidak bisa langsung menerabas jalan, Anda bisa mengikuti alur jalan utama, kemudian berbalik arah karena lokasi gang tidak cukup strategis.
Dari sana, Anda menemukan gang kurang lebih 50 meter ke arah selatan traffic light Gondomanan. Saya memasuki gang itu dan mulai mengambil gambar rumah misterius tersebut.
Melihat kondisi rumah, sepertinya rumah ini tidak dihuni lagi. Tampak tanaman liar merambat di sisi rumah. Catnya pun sudah sebagian terkelupas. Akan tetapi, saya sangat terkesan dengan desain rumahnya. Rumah ini tampak tertutup, karena hanya terdapat satu pintu masuk untuk mengakses ke dalam. Pintu itu terkunci. Gerbang yang kecil itu pun tampak tidak terawat.
Dengan sedikit rasa penasaran, saya mencoba untuk menanyakan perihal rumah itu kepada pedagang eceran yang berada di sekitar rumah itu.
Q : Bangunan mirip Gereja itu sebenarnya apa?
A : Bangunan itu bukan Gereja, melainkan rumah tinggal.
Q : Dulu pernah dipakai untuk apa?
A : Kalau tidak salah untuk pembuatan batik.
Q : Siapa pemilik rumah itu, apakah orang Indonesia atau bule?
A : Milik orang Cina, masih seorang anak.
Q : Sudah berapa lama ditinggalkan?
A : Sudah lama sekali, bisa lebih dari sepuluh tahun. Akan tetapi baru sekitar November lalu ada yang membersihkan.
Dari sedikit interogasi yang saya lakukan, saya mendapati bahwa memang gerbang kecil itulah satu-satunya penghubung rumah dengan dunia luar. Akan tetapi sudah sangat lama rumah itu ditinggalkan oleh pemiliknya. Entah dengan alasan apa, mungkin rumah tersebut agak menakutkan untuk ditinggali.
Di sisi yang lebih dalam, tampak sebuah lantai yang lebih tinggi dengan patung (menyerupai) Yesus menghadap ke barat. Mungkin, rumah ini dulunya dibangun di sisi jalan dan menghadap ke barat dengan patung Yesus tersebut sebagai ikon rumah. Mungkin pula setelah jaman berganti, di depan rumah itu dibangun rumah-rumah kecil yang lain sehingga akses dari barat jalan harus ditutup dan dipindah ke utara yaitu gang kecil tersebut.
Saya sangat tertarik dengan desain rumah tersebut. Ternyata sudah banyak mahasiswa dan turis yang ingin mencoba masuk ke dalam akan tetapi tidak dapat masuk karena memang rumah tersebut telah dikunci sejak lama sekali.
Apakah rumah tersebut menyimpan misteri yang tak pernah diceritakan, atau tidak pernah diketahui? Apakah rumah tersebut menyimpan suatu romantisme atau fairy tale yang tak pernah terungkap? Apakah rumah tersebut memiliki cerita yang membuat pemiliknya tidak menempati rumah itu lagi? Semuanya tersimpan dalam di balik pilar-pilar rumah tak berpenghuni di daerah Sayidan.
Setelah puas dengan menikmati keajaiban arsitektur kuno, saya kembali pulang menuju kos. Andai saja rumah itu diberikan kepada saya, mungkin saya akan mengungkap, ada apa di balik kosongnya rumah itu. Rumah yang sangat indah, namun lokasi yang membuatnya tidak strategis.
Komentar
Posting Komentar
Mari berbagi cerita