Karena hari Sabtu (27 Februari 2010) saya tidak bisa ikut naik ke Tempel, maka pada hari ini, Minggu (28 Februari 2010) saya mencoba untuk mendaki menuju Pakem sendirian. Dari Condong Catur, saya berangkat ke utara hingga Ngaglik. Dilanjutkan berjalan on-road saja hingga Jalan Kaliurang km. 16 yaitu di Pakem itu. Saya juga baru pertama kali ini naik ke Pakem tanpa menurunkan kaki ke jalan atau membuka botol minum.
Kurang lebih 1 jam perjalanan, saya akhirnya tiba di sana pukul 06.00 WIB. Masih sangat pagi sampai-sampai teh panasnya belum ada. Di sana saya bertemu seorang bapak yang kemudian diketahui adalah salah seorang dosen di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang bernama Pak Diki (mohon maaf jika ada salah penulisan). Sambil menikmati gorengan Warung Ijo Pakem, kami berbincang-bincang seputar perkuliahan di UGM. Dari perbincangan, saya jadi tahu kalau dulunya UNY dan Fakultas Psikologi itu masih merupakan satu Fakultas Ilmu Pendidikan di UGM. Baru sekitar tahun 60-an mereka saling memisahkan diri, yang satu jadi Fakultas Psikologi UGM dan yang lain jadi FKIP UNY. Tidak hanya berbicara tentang Fakultas tempat Bapak Diki mengajar, kami juga berbincang-bincang tentang (alm) Prof. Soehakso, salah seorang profesor yang turut mendirikan Fakultas MIPA tempat saya belajar. Sampai keraton Jogja dan Solo pun dibahas.
Pagi ini, puluhan bikers datang ke Warung Ijo. Memang, Warung Ijo menjadi salah satu objek kuliner atau tempat peristirahatan para biker yang ingin beristirahat meluruskan kaki. Di sana, terdapat berbagai macam makanan kecil seperti gorengan, pisang rebus, serta minuman teh hangat. Jika ingin menyantap nasi, di sini juga ada menu nasi dengan masakan Jawa. Bagi mereka yang staminanya sudah menurun drastis karena jalan yang menanjak monoton sepanjang 10 km, tempat ini memang cocok sebagai tempat transit bagi yang ingin meneruskan perjalanan menuju Kaliurang. Bagi mereka yang cukup puas dengan ketinggian Pakem, bikers bisa kembali downhill melalui jalanan kampung di sekitarnya.
Saya bersama Bapak Diki akhirnya bersepeda menuruni jalan. Kami menyimpang ke arah timur sedikit melewati area persawahan Umbulmartani yang akhirnya tembus ke daerah Ploso Kuning, Minomartani. Setelah masuk area perumahan Minomartani, kami melanjutkan perjalanan pulang. Kami berpisah setelah saya sampai dekat rumah kontrakan.
Nasi dengan masakan Jawa = Brongkos :D
BalasHapuskadang juga bisa sama bakmi goreng....
BalasHapus