Garansi 1x24 Jam!!!! Lumpia BOM yang sama sekali bukan anggota Jaringan Teroris. Coba saja!!!!


Kemarin, tanggal 9 November 2009, tepatnya di Pogung Kidul terjadi hal yang sangat tidak diinginkan semua orang. Kejadian yang menggemparkan di Jogja ini menyerang dua orang mahasiswa yang bernama I Made Ari Susena dan Yacob Ivan Suryana Wijaya (saya). Kelaparan yang luar biasa, membuat kami harus beranjangsana ke Pogung Baru untuk mencari sesuap nasi (eh, lebih tepatnya dua piring tiap orang, yang isinya tentu saja tidak hanyas sesuap nasi).

Bingung, lebih tepatnya dialami kami berdua ketika memutuskan untuk makan di mana. Burjo -bosen-, warung pepes -udah tadi siang-, tadinya mau ke warung pedes di Pogung Baru -tutup-. Eh, ada Lumpia BOM. Warung kecil berukuran mungkin lebih tepatnya 4 m x 4 m ini terletak di jalan menuju Pogung Baru. Pertama kali menginjakkan kaki saya di keset warung ini, saya berpikir, "Kenapa ya dinamai Kedai Extra Pedas - Lumpia BOM." Selanjutnya yang terpikir di benak saya, apakah masih saudara sama N***** M. Top, atau gimana gitu, sehingga meracik bomnya sangat hebat, bisa ditanamkan dalam sebuah lumpia.

Ternyata tidak, maksudnya sambel yang harusnya disantap bersama dengan makanan yang dipesan itu rasanya super pedas (sambel bawang). Waktu menatap harganya, "Lho kok Rp7.500,00" mahal juga ya... Tapi setelah melihat ukuran dari lumpia itu, saya mikir-mikir, "Kayaknya emang pantes." Menurut sebuah media yang difotokopi, kemudian kopiannya dipajang di tembok warung itu, ukuran lumpia Bom ini sebesar lengan manusia (yang menurut saya usianya antara 10-15 tahun) dan panjangnya kurang lebih 20 cm.

"Mas, rame mas???" aku tanya sama si penjual.
"Rame, kok...." jawabnya.

Padahal di warung itu cuma ada kami berdua...

"Lha, sepi dunkz, cuma kami berdua kok..."
"O iya ya...."

"Ehm, biasanya rame kan???"
"Iya...."

Sepertinya, si penjual cuma meng-iya-kan jawaban saya. Mata saya menatap ke sana kemari dan melihat ada tulisan garansi!!! Lumpia yang dimakan bergaransi selama 1x24 jam (seperti berita kehilangan orang saja). Tulisannya kurang lebih begini....

Jika Anda menemukan lumpia kami:
-Berasa aneh, durian atau strawberry --> intinya bisa ditukar...
-Kurang kering --> bisa ditukar...
-Berbentuk aneh, entah trapesium atau jajar genjang --> bisa ditukar...
-Beralih fungsi menjadi gebuk maling atau anjing --> bisa ditukar...

Terus aku bilang sama si penjualnya:
"Mas, tadi saya pilih sosis kan, jangan dikasih rasa strawberry ya, nanti saya minta tukar lho..."
"OK" jawab masnya sambil mringis...

"Oh ya, jangan lupa, bentuknya jangan jajar genjang, nanti saya minta tukar lagi lho..."
"OK" jawab masnya sambil nyengir...

"Oh ya lagi, digoreng kering ya, nanti saya minta dijemur lho..."
"OK" -dalam hati, nih pelanggan baru malah bikin recok aja sih-

Tak lama kemudian, lumpia bom itu datang dengan segenap panas sambel dan kremesnya. Wuh, ternyata satu piring nasi tidak cukup untuk bertanding melawan lumpia bom. Pada akhirnya, saya minta tambah satu piring lagi, tidak lupa kremesnya. Berhubung super pedas, saya memberanikan diri pesan es teh. Es teh adalah minuman yang terdiri dari gelas, dikasih gula dalamnya, dikasih cairan cokelat yang disebut air teh dan ditambahi es balok. Tidak lupa sedotan yang imut-imut diletakkan ke dalamnya.

Ternyata enggak salah, lumpia Bom ini nikmat rasanya. Belum pernah aku makan lumpia segede ini. Saya mulai ngobrol lagi sama si Ari,

"Eh, kira-kira hal apa ya yang bikin makan tu jadi gak enak..." tanya saya.
"Ya bayarnya..." jawab dia.
"La itu kan kalo udah selesai makan" jawabku.
"Eh, apa ya??" pikir dia.
"Begini... yang bikin makan gak enak itu, ketika makan tu ditelepon sama orang, nah gak sengaja di makanan yang sudah masuk mulut itu ada lombok. Kegigit tu lombok. Sambil kepedesan, kita minum terus dilanjutin makannya. Karena saking semangatnya, tidak diperhatikan ada kerikil cantik masuk ke mulut bersama dengan nasi putih. Akhirnya berbunyi seperti krupuk segar 'kriuk' di mulut. Karena merasa kaget, akhirnya dia berusaha mencari kerikil sambil mengunyah-ngunyah makanan sisanya, eh lidahnya kegigit. Setelah tutup telepon, tanpa disadari minuman yang sudah dia pesan habis dimakan karena kepedesan tadi. Wah, misuh-misuh gak jelas. Udah diganggu telepon, makanannya pun lengkap dengan tambahan aksesori semacam itu."
"Kayak nya gak enak bener tuh..." jawab Ari.

"Yah itulah yang disebut kena telak. Sudah jatuh tertimpa genting dan tangga sekalian.
"Gubrak...." -bayangkan posisi Ari waktu itu lagi duduk agak miring dengan kaki satu diangkat sambil mengatakan hal itu (gubrak).
"Mau tau kena telak yang lain???" lanjutku.
"Emang ada???" tanyanya.
"Ehm, kamu mau bersin tuh.... Terus segenap udara pasti dilahap seketika, kemudian ada orang kentut tepat di depan kamu.... Seluruh gas beracun yang keluar dari si botak belah tengah (lihat serba-serbi pantat) disedot habis-habisan oleh mulut yang berhasrat ingin bersin. Setelah bersin, sepertinya rasanya puas sekali sekalian mual."

Itu kena telak.

Komentar