Gua Jepang


Tidak jauh dari lokasi Candi Abang, kami pun melanjutkan perjalanan dengan downhill-an ke Gua Jepang. Gua yang dahulu digunakan untuk tempat persembunyian tentara Jepang ini dijadikan tempat objek wisata oleh warga setempat. Dapat dilihat dari sapu dan penyerok sampah, situs ini cukup dirawat oleh warga sekitar. Kami juga mengambil gambar di sini.

"Weh, ayo masuk, barangkali tembus Jepang."
"Ayo, ada yang jual Sushi kali...."
"Mari kita cari Miya** di dalam...."
"Dulu ada Geisha di sini...."

Sejenak kami bercanda di tempat ini sebelum akhirnya kami beranjak mencari tempat makan. Keluar dari lokasi bersejarah ini, kami menuju ke Jalan Solo yang tembus rumah sakit Panti Rini. Di sekitar situ, ada warung soto. Kami membeli soto ayam dan gorengan di tempat ini. Rasa lapar karena naik sepeda memang berbeda dari rasa lapar yang biasanya. Oleh karena itu, kami sebaiknya tidak melewatkan kuliner di tempat ini.

Setelah puas makan, kami pulang ke tempat kami masing-masing menyusuri selokan di sisi utara Jalan Solo. Dengan menyusuri selokan ini, kami tiba di selokan yang sering disebut "Selokan Mataram". Satu demi satu, personil SPSS memisahkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing. Akan tetapi beberapa yang masih melanjutkan perjalanan pulang berhenti di sebuah sungai yang biasa dibuat latihan Single Rope. Selain kami, ada beberapa orang dari Kagama yang mengadakan acara di sini. Kami beristirahat sambil berendam alias ngadem di sungai. Air di sini cukup bersih karena katanya mengalami penyaringan di "Mbung" di Tambakboyo sana.

Setelah puas merendam kaki di sini, kami melanjutkan perjalanan pulang. Tak terasa jam setengah satu saya tiba di kos lagi. Salam gowes....

Komentar