Kompleks Candi Batujaya

Menyambut ulang tahun BOL BRUTU (geromBOLan pemBuRU baTU) yang jatuh di bulan Oktober ini, maka saya -bersama rombongan BOL BRUTU ibukota mengadakan perjalanan ke sebuah kompleks candi yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Betul sekali, Karawang adalah salah satu kawasan di Jawa Barat yang pernah menjadi saksi berdirinya kerajaan Buddha di pesisir utara Pulau Jawa. Di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, ditemukan sekitar 39 situs. Namun hingga kini, baru terdapat 5 buah candi saja yang dapat dijumpai.

Candi Jiwa



Mengawali perjalanan di Kompleks Situs Batujaya, kami mengunjungi Candi Jiwa. Pada jaman dahulu, Candi Jiwa ini merupakan sebuah stupa yang berukuran besar di atas bunga teratai. Namun saat ini, stupa candi ini sudah tidak nampak lagi. Seperti yang tampak pada foto di atas, Candi Jiwa terbuat dari batu bata. Salah satu keunikan candi-candi di Batujaya ini adalah memiliki lengkungan timbul di sekeliling dindingnya. Beberapa lengkungan timbul itu adalah batuan baru, meskipun sisanya adalah batuan lama.

Ups, jangan naik-naik.

Candi Blandongan



Tidak jauh dari Candi Jiwa, kita bisa melihat Candi Blandongan dari kejauhan. Ada yang menyebutkan bahwa candi ini merupakan pusat peribadatan kerajaan waktu itu. Oh ya, omong-omong soal kerajaan, tentu kita bertanya-tanya: kerajaan apa yang membangun kompleks candi-candi Batujaya ini? Hingga kini belum dapat dipastikan.

Kalau kita menilik buku-buku sejarah kita di SD hingga SMP, kita pernah mendengar Kerajaan Tarumanegara yang notabenenya diketahui sebagai kerajaan pertama di Pulau Jawa. Melalui prasasti-prasasti yang ditemukan, tercatat bahwa kerajaan ini eksis sejak kira-kira abad ke-4 Masehi. Akan tetapi, berdasarkan uji laboratorium, Candi Blandongan ini mungkin berasal dari abad ke-2 Masehi. Jika benar demikian, berarti ada kerajaan sebelum Tarumanegara eksis. Atau, bisa saja Kerajaan Tarumanegara itu sudah eksis (tidak peduli latar belakang keagamaannya), akan tetapi baru meninggalkan tulisan pada abad ke-4. Nobody knows, actually.

Jika kita melihat foto Candi Blandongan, tampak ada reruntuhan dinding yang dipagari. Itulah batu-batu asli Candi Blandongan, yang konon masih memiliki dinding yang memanjang. Dinding tersebut memang sengaja dipagari, untuk membuktikan bahwa Candi Blandongan itu bukan candi baru.

Bagian tengah candi.
Saluran air?

Situs Segaran II



Tidak jauh dari Candi Blandongan, tampak sebuah sumur yang diberi cungkup. Di sisi sumur itu, tampak lubang-lubang galian yang memperlihatkan adanya susunan batu bata. Lokasi inilah yang selanjutnya diidentifikasi sebagai Situs Segaran II. Hingga kini, situs ini masih mengalami proses penggalian (tinggal nunggu dana)

Situs Telagajaya



Dari foto di atas, tampak bahwa Situs Telagajaya ini menampilkan sumuran candi. Bentuk utuh situs ini juga tidak diketahui pasti. Jika melihat peta sebaran situs Batujaya, tampaknya BP3 mengakhiri restorasi situs ini dengan memberi cungkup di atasnya.

Situs Telagajaya terletak berbeda kecamatan, yaitu di Kecamatan Pakisjaya -sebelah barat Kecamatan Batujaya.

Sumuran Situs Telagajaya.

Situs Serut



Tidak jauh dari Situs Telagajaya, masih ada sebuah situs yang hingga kini masih mengalami proses restorasi.  Situs ini terdiri dari tiga buah candi yang selanjutnya diidentifikasi sebagai Situs Serut A, Serut B, dan Serut C. Regardless urutan ABC-nya, saya asumsikan foto di atas adalah Situs Serut yang utama. Jika dilihat-lihat, bentuknya mirip sekali dengan Candi Blandongan. Uniknya, masih tampak dinding batu bata yang kondisinya masih terendam air. Menurut teman saya, bisa saja candi ini merupakan sebuah pemandian. Hal ini terungkap dari relung-relung yang berada di bagian tengah candi.

Koral di tengah-tengah candi.
Serut B(?)
Serut C(?)

Penampungan BCB Batujaya



Selain temuan-temuan candi, sumur dan sebagainya, masih banyak temuan yang tersebar di penjuru Kabupaten Karawang. Beberapa arca disimpan di Museum Nasional, sedangkan sisanya disimpan di museum dan penampungan BCB Blandongan. Tetapi saya merangkumnya dalam Penampungan BCB Batujaya.

Museum Batujaya menyimpan contoh batu-batu candi yang diselamatkan dari beberapa candi, fragmen arca, kerak logam, amulet, fragmen gerabah dan keramik. Sedangkan di penampungan BCB Blandongan, tersimpan fragmen-fragmen gerabah yang hingga kini masih diusahakan untuk disusun, anak tangga Candi Blandongan, sampah moluska, dan tengkorak manusia (hi, serem).

Fragmen arca Wisnu dari Situs Cibuaya.
Fragmen stupa.
Fragmen gerabah.
Mirip dingklik, tapi ini adalah anak tangga Candi Blandongan.
The creepiest one.

Setelah puas melihat-lihat Kompleks Candi Batujaya, saya dan teman-teman pun melanjutkan perjalanan ke Situs Cibuaya.

Komentar

  1. oh museumnya sudah jadi besar rupanya

    BalasHapus
  2. Museumnya baru... ini agak jauh dari kompleks candi.
    Kalau yang nyimpen fragmen2 gerabah itu deket kompleks tetep kecil, tapi makin dipenuh2i temuan sampai tahun 2011....

    BalasHapus
  3. aku mau kemari kaka :)
    Kapan ke Jatimnya ?

    Mau keliling bogor sama bu guru nuzulla dulu :)

    BalasHapus
  4. @Pein Akatsuki

    Seru n jauh juga perjalanannya...
    Saya ke bogor malah belum...

    BalasHapus

Posting Komentar

Mari berbagi cerita